CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Kamis, 26 Juli 2012

Belajar Dari Kakek-Nenek

Pagi itu aku ke pasar sendirian untuk membeli kue pukis kesukaanku.
Ibu nitip minta dibeliin ikan asin.
Hari ini ibu akan memasak sayur asem plus ikan asin dan sambal terasi...yummy!
Memang sejak merantau di Kota Kembang, aku selalu minta dimasakin ini itu setiap aku pulang.
Maklum, kangen masakan rumah :D
Kembali ke pasar..
Ikan asin dan sebungkus cabe rawit sudah di tangan.
Aku pun melangkah pulang.
Belum juga keluar dari pasar, aku melihat seorang nenek duduk dengan keranjang kosong di sampingnya.
Tangannya menggenggam sebuah kantong plastik hitam.
Aku melintas di depan nenek tua itu sambil mengintip ke dalam kontong plastik yang dia bawa.
Ternyata isinya tempe!
Aku menghentikan langkahku dan mulai mendekati sang nenek.
"Mbah tempenipun pintenan?" (Mbah, tempenya berapaan?), aku menanyakan harga tempe bermaksud untuk membelinya.
"Sedoyo setunggal ewu nduk.." (Semua seribu nak), nenek menjawab lirih sambil menyodorkan plastiknya.
Glek! Aku menelan ludah.
Seribu...
Aku langsung merogoh saku.
Ada selembar uang 2 ribu dan selembar uang seribu.
Yang seribu untuk parkir.
Jadi aku menyerahkan uang 2 ribu kepada nenek itu.
"Niki mbah, kunduripun mboten sah." (Ini mbak, kembaliannya tidak usah), aku menyerahkan uang dan mengambil bungkusannya.
Sang nenek mengernyitkan dahi tanda tidak setuju.
"Mboten, mboten! Niki kundure ngger.." (Tidak, tidak! Ini kembaliannya nak), nenek itu memaksaku menerima uang seribu rupiah sebagai kembalian.
Aku menolak.
Tapi sang nenek bersikeras menyerahkan kembaliannya.
"Niki saged kagem mundhut liyane." (Ini bisa untuk membeli belanjaan yang lainnya)
Deg!
Aku tercekat..
Aku pun terpaksa menerima uang kembalian itu.
"Matur nuwun mbah." (Terima kasih nek)
Lalu aku pergi meninggalkan nenek itu.
Beliau tersenyum tulus..aku membalas senyum, tapi hatiku pedih.
Sepanjang perjalanan aku tak henti-hentinya memanjatkan doa agar sang nenek tadi diberikan kesehatan dan dilimpahi rejeki yang barokah.
Dan menu hari ini pun semakin lengkap...sayur asem, ikan asin, sambal terasi, 6 potong tempe goreng, dan pelajaran berharga dari nenek tadi.
Ah, andai para koruptor belajar dari nenek itu..
Yang tidak mau menerima uang yang bukan haknya..
Yang pantang meminta-minta..
Yang bersyukur dengan apa yang dia dapatkan sesuai jerih payahnya..
Pasti negaraku akan sejahtera.

Di lain hari, aku berjalan-jalan di Alun-alun kidul (Alkid) Jogja.

Aku mampir di sebuah warung yang menjual ice cream cone.
Di luar warung aku melihat ada bilik kecil sebagai tempat tambal ban.
Tidak ada kompresor, yang ada hanya pompa manual usang.
Aku lihat seorang kakek tua sedang berjuang menambal ban becak.
Dari gurat wajahnya, aku perkirakan usia kakek ini sekitar 80-an.
Tapi beliau masih cekatan melakukan pekerjaannya sebagai tukang tambal ban.
Benar saja..selidik punya selidik, ternyata kakek ini telah menjalani profesinya sejak tahun 1951!
Kakek ini sebagai saksi perubahan jaman.
Dari jaman penjajahan, jaman perjuangan, jaman kemerdekaan, hingga jaman alay seperti sekarang ini.
Kakek berasal dari Bantul.
Setiap sebulan sekali beliau pulang kampung.
Entah berapa besar penghasilannya sebulan.
Tapi berapa pun itu, sang kakek telah berusaha mencukupi kebutuhan keluarganya dengan uang halal.
Ternyata kakek ini tinggal di belakang warung.
Semacam gudang yang kumuh dan tak terawat.
Tidak ada lampu.
Jadi setiap malam, kakek hanya bisa mendengarkan hiruk pikuk Alkid dari kejauhan dalam kegelapan.
Ah, andai seluruh rakyat negaraku mempunyai jiwa pekerja keras seperti kakek ini..
Pasti negaraku akan menjadi negara yang maju.

Beberapa waktu yang lalu aku berlibur ke pantai bersama teman-teman.

Yang kami tuju adalah pantai di daerah Gunung Kidul.
Banyak pantai-pantai indah di kawasan ini.
Di antaranya yang sering dijadikan tujuan wisata para wisatawan adalah Pantai Baron, Kukup, Krakal, Sadeng, Ngrenehan, Indrayanti, dsb.
Namun kali ini kami ingin mencoba menyusuri pantai yang masih belum terlalu banyak didatangi wisatawan.
Kami mencari pantai baru.
Namanya Pantai Pok Tunggal.
Setelah bermalam di tebing Pantai Baron, kami melanjutkan destinasi ke Pantai Pok Tunggal.
Subhanallah..pasir putih terhampar, ombak besar bergulung-gulung dan pecah menabrak barisan karang, batu-batu besar tertata di tepi kanan pantai.
Tapi menurutku ada satu yang kurang.
Yaitu unta!
Jadi ingat pantai di kawasan Nusa Dua atau pantai di Dubai, yang di pinggir pantainya terdapat penyewaan unta untuk ditunggangi layaknya berada di gurun pasir.
Ada satu lagi yang menarik, yaitu adanya mata air tawar di tepi pantai.
Aku pun mendekati mata air ini.
Letaknya di bawah pohon besar.
Air tertampung di bawah akar pohon yang pasirnya cekung membentuk seperti celah gua.
Di dekat mata air aku melihat seorang kakek sedang membasuh badannya.
Aku mendekati kakek itu dan mengobrol sejenak.
Kakek bercerita panjang lebar mengenai asal-usul mata air itu.
Konon katanya mata air itu cukup luas, tapi lama kelamaan surut dan menyisakan genangan seperti sekarang ini.
Mata air ini ada sejak jaman penjajahan Belanda dan Jepang.
Lalu sang kakek menceritakan tentang masa penjajahan Jepang tempo dulu.
Dengan bersemangat, kakek bercerita tentang bagaimana Jepang menduduki wilayah pantai.
Ternyata kakek ini adalah mantan tentara Heiho.
Beliau lalu menceritakan bagaimana cara baris berbaris.
Bagaimana Jepang memarahi pasukan.
Bagaimana menghitung dari 1 sampai 20 dalam bahasa Jepang.
Bagaimana menyebut nama 12 bulan dalam bahasa Jepang.
Bahkan sang kakek menyanyikan Kimigayo, lagu kebangsaan Jepang, dengan fasih.
Aku melihat semangat di mata sang kakek.
Selesai bercengkrama sebentar, kakek pamit dan melanjutkan pekerjaannya mengangkut air untuk kebutuhan sehari-hari.
Ah, andai para pemuda sekarang memahami semua sejarah bangsa..
Pasti mereka akan lebih menghargai arti kemerdekaan yang sesungguhnya.

Rabu, 25 Juli 2012

Dunia Lain

Aku mempunyai beberapa pengalaman berinteraksi dengan alam gaib (melihat, merasakan, mendengar).
Pengalaman pertama adalah pada saat aku kuliah S1 di UGM.
Waktu itu pukul setengah 6 sore menjelang maghrib, aku bersama 3 orang teman masih berada di kampus untuk mempersiapkan keberangkatan Kerja Praktek ke Semarang esok hari.
Mereka adalah Octa, Irfan, dan Gan-Gan.
Kami berempat berdiskusi di salah satu lab di lantai 5.
Di tengah-tengah diskusi, aku pamit turun sebentar untuk menemui teman di tempat parkir untuk menyerahkan buku.
Aku turun menggunakan lift.
Sekitar 10 menit kemudian aku kembali naik ke lantai 5 menggunakan lift untuk melanjutkan diskusi.
Waktu itu kampus sudah sepi.
Saat sampai di lantai 5, suasana remang-remang, hanya sedikit lampu yang menyala.
Aku berjalan menyusuri koridor menuju lab tempat kami berdiskusi tadi.
Tapi ternyata aku dapati lab telah kosong dan terkunci.
Aku baca SMS di hp, ternyata teman-temanku sudah pulang duluan.
Aku pun kembali menuju lift untuk turun.
Aku penakut, tapi entah mengapa saat itu aku tidak merasakan takut sama sekali.
Aku menekan tombol "down" di lift.
Tombol panah naik menyala.
Tak lama kemudian pintu lift terbuka.
Aku masuk ke dalam lift, lalu menekan tombol lantai 1.
Pintu lift pun mulai menutup.
Namun sebelum pintu lift tertutup sempurna, tiba-tiba pintu lift terbuka.
Tapi tidak ada siapa-siapa di luar pintu lift.
Aku kembali menekan tombol untuk menutup pintu lift.
Tapi sebelum tertutup, pintu kembali terbuka.
Aku berulang-ulang menekan tombolnya, tapi pintu lift tetap tidak mau tertutup.
Selalu kembali terbuka.
Ah pasti lift-nya rusak ni, pikirku dalam hati.
Aku pun keluar dari lift.
Aku lihat sekeliling...sepi...mulai gelap.
Aku pun masuk lagi ke dalam lift lagi.
Sebelum masuk ke dalam lift, aku terkejut melihat tombol "down" menyala.
Ada 2 kemungkinan..kemungkinan pertama, lift rusak..kemungkinan kedua, ada yang menekan tombolnya.
Tapi tidak ada orang lain di sana, jadi aku pikir pasti lift-nya yang rusak.
Tanpa pikir panjang, aku kembali masuk ke dalam lift.
Tapi saat aku baru sampai di depan pintu lift, tiba-tiba lift bergerak-gerak.
Bergoncang pelan, seperti ada yang menaiki lift.
Sontak aku kaget dan mundur beberapa langkah ke belakang.
Anehnya, aku tidak merasa takut.
Aku kembali mendekati lift.
Saat mau memasuki lift, tiba-tiba lift bergoncang lagi.
Kali ini disertai suara lirih dari dalam lift.
Seperti suara wanita merintih.
Seketika itu juga aku lari menuju tangga darurat.
Aku berlari menuruni tangga dari lantai 5 ke lantai 1.
Kampus sepi sekali.
Barulah saat sampai di lantai 1, aku bertemu petugas satpam kampus.
Satpam: "Ada apa mbak kok lari-lari?"
Aku: "Itu pak..di lantai 5 pak..", aku menjawab sambil menunjuk ke arah lantai atas.
Satpam: "Oooh..itu biasa mbak..mbaknya lihat?"
Aku " Engga pak..cuma denger suara aja..sama lift-nya goyang sendiri."
Satpam: "Oh gak papa...biasanya malah suka menampakkan diri mbak."
Aku: "..................."

Pengalaman selanjutnya terjadi pada saat aku menjalani KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Madura.

Aku mengikuti program KKN reguler dengan tema Pemberantasan Buta Aksara.
Di Madura aku mengajar orang-orang untuk baca tulis.
Sebagian besar muridnya adalah bapak-bapak dan ibu-ibu yang belum pernah mengenyam bangku sekolah.
Sebagian besar dari mereka adalah petani tembakau.
Oleh karena itu, aku mengajar pada malam hari karena pagi hingga sore harinya mereka di kebun.
Aku ditempatkan di Desa Tagangser Laok - Pamekasan, bersama 5 teman dari Jurusan yang berbeda-beda.
Tya (Psikologi), Winda (Kehutanan), Adit (Ekonomi), Fuad (Peternakan), Gde (Sastra Inggris).
Kami mengajar berpasangan.
Pasanganku adalah Gde.
Gde berasal dari Bali.
Aku dan Gde mengajar di salah satu dusun di tengah perkebunan tembakau.
Kami berangkat mengajar pukul 7 malam dengan mengendarai sepeda motor milik Pak Dayat (pemilik rumah yang kami tinggali selama di Madura).
Sepeda motornya jenis pitung warna merah.
Seru memang..tapi cukup menegangkan.
Kami harus melewati perkebunan gelap dan sepi.
Suatu hari, aku berangkat mengajar bersama Gde.
Seperti biasa sesuai permintaanku, aku yang mengendarai sepeda motor, Gde yang membonceng di belakang.
Aku tidak mau duduk di belakang karena takut.
Aku lebih memilih di depan.
Gde kubonceng di belakang dan aku minta untuk bercerita, cerita apa saja, supaya tidak sepi.
Kadang kami berdua bernyanyi memecah kesunyian.
Malam itu, saat Gde sedang kubonceng dan asyik bercerita, tiba-tiba aku menghentikan cerita Gde.
"Apa itu De!", aku berteriak sambil menunjuk ke arah depan.
Aku memperlambat laju kendaraan.
Kami lihat sinar berwarna merah menyala melintas pelan menyeberangi jalan di jarak 10 meter dari kami.
Lalu sinar itu hilang dalam semak-semak di pinggir jalan.
Kami berdua hanya bisa terbengong-bengong dan berpura-pura tenang.
Padahal kami berdua sama-sama takut.
Sesampainya di tempat mengajar, kami menceritakan apa yang baru saja kami lihat di jalan.
Pak klebun (kepala desa) berkata bahwa itu adalah penampakan jin.
Pak klebun: "Itu jarang terjadi. Jarang ada yang melihat. Harusnya tadi kalian berhenti dan buka saja semak-semak itu. Biasanya akan ada benda sakti di sana. Bisa dijadikan jimat."
Aku dan Gde: *saling memandang* (wew - dalam hati).


Masih pengalaman di Madura.

Waktu itu aku dan teman-teman KKN berjalan-jalan ke Sumenep.
Kami bermain di pantai dan mengunjungi museum kerajaan Sumenep.
Di museum kami berfoto-foto.
Waktu itu aku berfoto di depan kereta kencana Ratu Sumenep.
Temanku Ina yang memotretku menggunakan kamera digital.
Ternyata hasil potretannya goyang.
Jadi Ina mencoba memotret ulang.
Beberapa kali Ina memotret, tapi tetap saja hasilnya goyang.
Ya sudahlah...
Setelah lelah berjalan-jalan, kami pun pulang ke kosan di Pamekasan.
Ina duduk di sebelahku.
Ina adalah teman KKN yang tidak tinggal serumah denganku, kami beda dusun.
Kata teman-teman, Ina mempunyai indra keenam sehingga dia bisa melihat makhluk gaib.
Saat duduk di mobil, Ina memandang ke arahku terus, sambil tersenyum.
Aku membalas senyum..tapi aku merasa heran..kenapa Ina senyum-senyum gitu?
Kamipun sampai di kosan masing-masing sesuai sub unit.
Sesampai di kosanku, aku menerima sms dari Ina..begini bunyinya :
"Ita banyak-banyak baca surat An Nas, Al Falaq, dan Al Ikhlas ya..diulang-ulang..nanti kalau Ita ngerasa gak enak badan, minum air kelapa ijo, trus buat istirahat dulu."
Aku tidak tau maksud sms dari Ina itu.
Tapi firasatku sudah tidak enak.
Benar saja...malam harinya badanku panas, demam.
Aku pun ingat pesan Ina.
Aku banyak berdoa.
Bapak kos mencarikan air kelapa ijo.
Semalaman aku tiduran, tapi tidak bisa tenang.
Keesokan paginya aku sudah baikan.
Teman-teman dari sub unit lain datang menjengukku.
Pada saat itulah Ina menceritakan apa yang telah terjadi padaku.
Kata Ina, ada makhluk gaib berwujud putri yang mengikutiku.
Katanya putri itu tertarik dengan auraku.
Wew!

Aku tidak tau apakah ini semacam kebetulan atau apa.

Tetapi setiap melewati tempat yang "mencurigakan", aku selalu bisa mencium aroma kentang rebus.
Mungkin memang ada yang sedang merebus kentang?
Awalnya aku berpikir begitu.
Tapi agak janggal kalau ada orang merebus kentang di kebun kosong, di pinggir jalan gelap, di tempat lembab di ujung ruangan, atau di bawah pohon yang sepi tidak ada orang.
Itulah tempat-tempat "mencurigakan" yang selalu tercium aroma kentang rebus.
Pernah suatu saat aku sendirian mengendarai sepeda motor di jalan Solo.
Waktu itu sudah petang.
Aku melewati jalanan yang sepi, tidak ada pengendara lain.
Lalu tiba-tiba aku mencium aroma kentang ketika melintasi pohon besar di pinggir jalan.
Motorku tetap melaju.
Namun tiba-tiba motorku terasa berat.
Mendadak setirnya bergerak ke kanan dan ke kiri tak terkendali.
Padahal jalanan mulus dan tidak berlubang.
Di belakangku serasa ada seseorang yang membonceng.
Seperti memboncengkan budhe-ku yang mempunyai berat badan hampir 90 kg :-s
Tapi saat menoleh ke belakang, tidak ada siapa-siapa.
Setir motorku masih bergoncang.
Aku berdoa...takbir, istighfar, ayat kursi, syahadat..semua aku baca.
Seketika setir motorku berhenti bergoncang.
Aku melewati jalan yang lebih terang.
Mulai ada mobil melintas dari arah berlawanan.
Aku menghela nafas panjang.
Apa itu tadi?
Entahlah..
:)

Selasa, 17 Juli 2012

Tragedi Enting-enting Kacang

Aku ingin membagi pengalamanku di kereta yang aku beri nama "Tragedi Enting-enting Kacang".
Bagaimana ceritanya..ini dia..
Sore itu aku naik kereta Prameks (Prambanan Express) dari stasiun Tugu Jogja.
Seperti biasa, kereta penuh, jadi aku tidak mendapatkan tempat duduk.
Aku berdiri dan menaruh tas ransel di bawahku.
Sambil menunggu kereta sampai ke tujuanku, aku lihat-lihat pemandangan di luar jendela.
View-nya biasa aja sih..cuma daripada lihat-lihat di dalam kereta, sumpek..
Di sampingku ada mas-mas yang sedang tiduran, sambil mangap..heee
Di seberangku ada dua sejoli yang lagi pacaran (halah..sempet-sempetnya yaa..)
Dan tiba-tiba di bawahku ada sesuatu yang menggelinding menuju tas ranselku yang aku taruh di dekat kaki.
Hmm..apa ini..
Ternyata itu adalah bungkus Enting-enting Kacang!
Lho? Darimana asalnya ya..gak mungkin jatuh dari langit kan.
Dan ternyata itu berasal dari ibu-ibu di seberangku.
Ibu2 gendhut ber-make up tebal sambil komat-kamit makan enting-enting kacang.
Aku spontan ngambil tuh bungkus enting-enting, bukannya kenapa-kenapa...aku cuman risih aja kok ada sampah di bawahku, jadi ya aku pungut saja, lalu aku masukkan ke tas untuk dibuang nanti di tempat sampah.
Dan ternyata....ibu-ibu tadi melihat pas aku mungut tuh sampahnya.
Dan ibu itu dengan judesnya bilang "Lha kok nggaya temen...wong engko wae yo ono sing njupuk'i sampahe kok..kurang gawean mbak-mbak.."
Yang artinya :
"Kok gaya banget sih luw mbak..orang ntar juga ada yang mungutin sampahnya kok...kurang kerjaan deh..."
:D
Jleb! Aku kaget banget ibunya bisa bilang gitu.
Gak heran kalau Indonesia sampah numpuk di mana-mana, ya gara-gara orang kayak ibunya ini ni..
Dan itu belum apa-apa...ternyata si Ibu masih kurang puas membuatku shock!
Dengan seenaknya saja si Ibu tadi membuka bungkusan enting-enting kacang...lagi!!
Dan melemparnya kembali ke bawah kakiku!
Damn!!
Apa-apaan ni si Ibu yaa..
Aku mencoba untuk tetap tenang, walau sebenarnya aku udah gatel banget pengen nglempar balik tuh bungkus ke mukanya si Ibu tadi.
Tapi aku tahan.... (heeee...masih bisa sabar juga ternyata aku yaa).
Padahal nyata-nyata si Ibu itu sedang duduk menghadap papan peringatan yang ditempel di dinding kereta bertuliskan "Jagalah Kebersihan".
Hiiiiih...gemes banget deh sama ibu yang satu ini!!! Arrrghh!!!
Tapi untungnya aku bisa nahan emosi.
Aku cuman menanggapi dengan senyum-senyum sendiri sambil geleng-geleng.
Macam orang stres  -_____-"
Dan akhirnya keretaku berhenti di stasiun tujuanku.
Saat aku mau turun, aku sempet ngelirik ke muka Ibunya tadi.
Ternyata si Ibu sedang ketiduran sambil mangap, kayaknya gara-gara kekenyangan makan enting-enting kacang.
Pengen bgt rasanya aku lempar bungkus tadi ke mulutnya yang sedang menganga lebar
Tagi gak jadi.
:)
Fiuuh...perjalanan yang melelahkan hati.
Semoga kelak Indonesia bisa menjadi negara yang sadar akan lingkungannya.

Sabtu, 14 Juli 2012

Kamus Bahasa Indonesia

A
air mata: tekanan hidrolis yang dengannya kekuatan tekad yang maskulin dikalahkan oleh kekuatan air yang feminin. 
amputasi: cara mudah menghilangkan penyakit oleh dokter yang bodoh
antik: sesuatu yang telah dibeli oleh kakekmu, lalu dibuang oleh ayahmu, tapi oleh kamu dibeli lagi.
ayam: satu-satunya hewan selain bebek yang dimakan sebelum lahirnya dan setelah matinya.
B
bom atom: penemuan yang mengakhiri semua penemuan.
boss: seorang yang datang cepat ketika kamu terlambat, dan datang terlambat ketika kamu datang lebih pagi.
buku pintar: beberapa fakta yang dikumpulkan agar membuat orang menjadi bodoh untuk terus membuka-bukanya.
C
cerai: bentuk future tense dari kata menikah
ciuman: dua orang yang begitu dekat sehingga tidak melihat lagi apa pun kesalahan pada diri mereka masing-masing.
D
daftar belanja: anda habiskan setengah jam untuk menulisnya, untuk kemudian dilupakan ketika sudah berada di dalam toko.
diplomat: seseorang yang mengatakan kepadamu ‘Go to hell!’ dengan cara sedemikian memikatnya hingga kamu benar-benar merasa ingin ke sana.
dokter: seseorang yang membunuh sakitmu dengan pil, kemudian membunuh dirimu dengan tagihan.
dst…: sebuah singkatan yang membuat orang lain percaya bahwa anda tahu lebih banyak daripada yang sebenarnya.
E
ekosistem: sekumpulan makhluk hidup dengan manusia sebagai pembunuh semuanya.
ekonomi: orang kaya menghambur-hamburkan uang, sementara orang miskin diminta berhemat.
F
filsuf: orang bodoh yang menyiksa dirinya selama hidup, hanya untuk dibicarakan setelah kematiannya.
filsafat: ilmu yang mengajarkan kepada kita bahwa kehidupan ini tidak perlu dipikirkan, karena sudah ada orang yang menghabiskan hidupnya untuk memikirkannya (yakni si filsuf tadi).
G
guru: orang yang merasa sedih, karena dia pikir anak-anak menyukainya, padahal tidak.
gaji: dihitung berulang-ulang hasil akhirnya tetap negatif.
gadis: dibuang-buang ketika bujangan, dicari-cari ketika menikah.
H
hari esok: salah satu dari alat keselamatan kerja yang terbaik saat ini.
hamil: kata paling menakutkan para orangtua gadis remaja.
I
inflasi: memotong separoh uang tanpa merusakkan kertasnya.
internet: dunia tidak jelas (maya) yang dipenuhi oleh orang-orang yang tidak jelas (identitasnya).
J
jambret: panggilan untuk seseorang yang sudah dipastikan tidak akan mau datang.
jaksa: teman polisi yang sering ditangkap polisi.
jerawat: dibenci ketika dipandang, disayang ketika dipegang.
K
kampanye: perumusan janji-janji untuk disangkal di kemudian hari.
kamus: alat belajar berbicara untuk orang yang tidak bisu
kanibal: orang yang sudah bosan dengan manusia.
kantor: sebuah tempat dimana anda bisa rileks setelah menjalani hidup berumah tangga yang berat.
kerutan: sesuatu yang hanya dimiliki oleh orang lain, pada diri anda adalah garis-garis kepribadian.
komite: individu-individu yang tidak bisa melakukan apa-apa secara individu dan duduk untuk memutuskan bahwa tidak ada yang bisa dilakukan secara bersama-sama
kompromi: seni membagi kue dengan cara tertentu sehingga tiap orang percaya bagiannyalah yang paling besar.
konferensi: kebingungan seseorang dikalikan dengan jumlah peserta.
kriminal: seseorang yang tidak berbeda sama sekali dengan semua orang, kecuali bahwa dia sudah tertangkap.
kuliah: seni memindahkan informasi dari buku catatan dosen ke buku catatan mahasiswa tanpa melalui otak kedua belah pihak.
kulkas: kombinasi antara galeri seni dan penyejuk ruangan di dapur.
L
laptop: istri kedua bagi suami yang tidak mau berpoligami.
M
menguap: satu-satunya waktu dimana sebagian dari para suami bisa membuka mulutnya.
MLM : cara pintar menjadi kaya dengan mengumpulkan orang-orang yang ingin kaya untuk menyuruh mereka melakukan hal yang sama. Sementara mereka masih berusaha, anda sudah kaya.
musik: tujuh angka yang dikutak-katik bisa menjadi uang ratusan juta
N
nama lengkap: panggilan dari jauh kepada anak anda ketika anda sangat marah kepadanya.
nyamuk: jenis serangga yang membuat anda menganggap lalat lebih baik.
negara: tempat sedikit orang pintar yang membodohi banyak orang.
nenek: pengasuh bayi yang tidak suka bolak-balik menghabiskan isi lemari es.
O
oportunis: seseorang yang akan mulai mandi kalau dia tidak sengaja terjatuh ke dalam sungai.
optimis: seseorang yang ketika sedang melayang jatuh dari puncak Monas masih bisa bilang, “Lihat, khan. Aku masih belum terluka”.
dewasa: orang yang berhenti pertumbuhan badannya, baik ke atas maupun ke bawah, namun tetap tumbuh pada bagian tengahnya.
P
paranormal: orang yang paling dipercaya untuk menjelaskan hal-hal yang sulit dipercaya.
pelit: sifat yang membuat orang hidup miskin, tapi mati dalam keadaan kaya.
penata rambut: seseorang yang mampu menciptakan sebuah gaya yang tidak akan pernah bisa diulanginya lagi.
pengalaman: sebutan yang diberikan oleh para pria untuk kesalahan-kesalahannya.
politik: cara cerdas membujuk orang lalu mengambil hartanya dan menguasainya
politisi: seorang yang mgnguncang-guncang genggaman tanganmu sebelum pemilihan dan mengguncang-guncang keyakinanmu sesudahnya.
presiden: orang yang dianggap mampu untuk disuruh pusing kemudian disalahkan.
profesor: seseorang yang berbicara ketika orang lainnya tertidur.
psikolog: seseorang yang mengamati setiap orang, ketika ada seorang gadis cantik memasuki ruangan.
R
rangka: seonggok tulang-belulang bersama orang yang sedang membersihkan kotoran.
remaja: anak kecil berbadan besar yang kebingungan karena bermimpi basah.
rokok: tembakau yang digulung dengan kertas, dengan api di ujung yang satu dan seorang bodoh di ujung yang lain.
S
sapu tangan: penampung ingus.
sarjana: orang yang buang-buang uang jutaan rupiah hanya untuk memperpanjang nama.
selingkuh: poligami ala liberalisme
senyum: sebuah garis melengkung yang bisa meluruskan banyak hal.
T
telepon genggam: alat komunikasi yang mudah didapat, mudah dijual dan mudah dicolong.
televisi: teknologi canggih untuk membikin otak manusia berhenti bekerja.
U
umpan balik: hasil akhir yang tidak bisa dihindari ketika bayi anda menolak wortel yang keras di dalam bubur di mulutnya.
V
vegetarian: kosa kata purba untuk pemburu yang tidak pernah mendapatkan buruannya.
vulgar: banyak areal terbuka yang mudah diserang lawan.
W
wanita: istilah terhormat dan modern untuk perempuan tua keriput yang suka bersolek.
waria: keadaan transisi yang tidak pernah berakhir.
X
x (faktor eks): kata paling gampang yang digunakan oleh orang-orang sok tahu.
Y
yayasan: berbisnis yang bebas pajak dan bebas pengawasan.
yoyo: satu-satunya permainan yang dipopulerkan oleh politikus.

Sumber: http://anton-djakarta.blogspot.com

Jumat, 13 Juli 2012

Mengenang Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Pahlawan tanpa tanda jasa, itu sebutan mereka.
Ya, guru...
Dari TK, SD, SMP, SMA, hingga kuliah...kita selalu bertemu dengan mereka.
Selama bersekolah, aku mengenal banyak guru.
Dari yang baik, sabar, galak, sampai yang nyebelin...lengkap.
Dan dari sekian banyak guru yang pernah mengajarku, ada beberapa guru yang sosoknya masih terkenang jelas di ingatanku.
Ada kenangan lucu, menyenangkan, bahkan menyebalkan.
Berikut guru-guruku dengan karakter dan cerita  masing-masing...

1. Bu Lies (guru TK)
Bu Lies sosok guru yang sangat sabar.
Memang guru yang mengajar di Taman Kanak-kanak harus bisa sabar menghadapi murid-muridnya yang masih kecil-kecil dan bandel-bandel.
Bu Lies itu sangat baik hati.
Suatu ketika saat sekolah usai, aku menunggu jemputan di gerbang sekolah.
Ibu dan ayah bekerja, jadi aku berangkat dan pulang sekolah naik becak langganan.
Tukang becak langgananku bernama Pak Hadi (sekarang sudah meninggal dunia).
Sudah setengah jam aku menunggu Pak Hadi menjemput dengan becak tuanya, tapi sosoknya tak kunjung nampak.
Sekolahan sudah mulai sepi.
Semua teman-temanku sudah dijemput.
Tinggal aku sendiri duduk di atas batu besar di depan gerbang sekolah.
Aku bingung, sedih, dan takut.
Aku mulai menangis.
Cengeng ^-^
Lalu datanglah Bu Lies mendekatiku.
Saat itu sosok Bu Lies bagaikan malaikat penolong buatku :D
Bu Lies mengajakku pulang bersama.
Bu Lies mengantarkan pulang dengan sepeda, aku dibonceng di belakang.
Kalau tidak ada Bu Lies, mungkin aku sudah diculik waktu itu :| :D

2. Pak Wi (guru Olahraga SD)
Dulu di SD ku, murid kelas 3 harus mulai mengikuti kegiatan ekstrakulikuler Pramuka setiap hari Jumat.
Kecuali aku dan teman sekelasku, Iis.
Kenapa?
Kami berdua dibebaskan oleh pihak sekolah untuk tidak mengikuti Pramuka karena kami ditunjuk sebagai wakil sekolahan untuk mengikuti Porseni pada cabang Senam Lantai   x_x
Pak Wi adalah guru olahraga yang menunjuk kami berdua.
Setiap Jumat sore, di saat teman-teman yang lain asyik dengan kegiatan Pramuka, aku dan Iis berlatih senam lantai di ruang olahraga bersama Pak Wi.
Saat istirahat Pramuka, teman-teman mendatangi tempat latihan kami dan menonton.
Duuh, bayangkan badanku ditekuk-tekuk, digulung-gulung, dilempar-lempar..dan ditonton banyak orang!
Rasanya seperti pemain debus yang sedang beratraksi ditonton orang-orang  -____-"
Tapi aku senang.
Aku suka senam lantai.
Pak Wi melatih kami berdua dengan penuh semangat.
Hingga akhirnya aku dan Iis mendapatkan juara dalam Porseni.
Iis juara 2 dan aku juara 3..not bad  ^-^
Sampai saat ini aku masih bisa melakukan beberapa gerakan dasar senam lantai.
Hand stand, roll depan, roll belakang, meroda, kayang :D
Dari Pak Wi, aku belajar untuk bekerja keras dan disiplin.

3. Bu Agnes (guru Bahasa Indonesia SD)
Bu Agnes adalah guru baru saat aku duduk di kelas 4.
Berparas cantik, mungil, ramah, dan lemah lembut.
Guru tercantik di sekolahku.
Dan guru paling wangi!  :D
Setelah Bu Agnes mengajar, pasti ruangan menjadi harum.
Bu Agnes lah yang mengajarkanku untuk menulis rapi.
Tulisan tanganku memang kacauu  =))
Aku tidak suka menulis dengan huruf balok.
Aku lebih suka menulis dengan huruf latin.
Menurutku itu lebih mudah dan lebih indah.
Tapi waktu SD dulu kami harus menulis dengan huruf balok.
Huuft!
Aku masih ingat, suatu hari saat pembagian nilai ulangan harian Bahasa Indonesia.
Bu Agnes memanggil nama murid-murid satu per satu dan menyerahkan hasil ulangan.
Tibalah saatnya namaku dipanggil.
Bu Agnes menyerahkan kertas ulanganku sambil tersenyum dan berkata,
"Ita nilainya bagus..tertinggi di kelas..98...tapiii...lain kali tulisannya dirapikan ya. Ingat sebulan lagi kamu mewakili sekolahan untuk mengikuti Lomba Siswa Teladan. Maka perbaiki tulisanmu ya."
Jleb!
Dalem banget! Kena! Maluuuuu!!
Oiya beberapa waktu yang lalu aku bertemu Bu Agnes, setelah 15 tahun tidak berjumpa.
Kami berjumpa di kantor kecamatan.
Saat itu aku sedang mengurus perpanjangan KTP.
Aku menyapa Bu Agnes.
Bu Agnes terdiam sejenak, mengingat-ingat, dan ternyata aku masih diingat!
"Ini Ita ya?"
Kami bersalaman, berpelukan, dan mengobrol sejenak.
Tidak ada yang berubah dari Bu Agnes.
Masih cantik, awet muda, dan ceria seperti dulu.
Begitu juga aku, tidak ada yang berubah dariku....
Hmmmm..maksudku....tulisanku masih kacau seperti dulu  =))  #-o

4. Pak Lis (guru IPA SD)
Aku dan kakakku Rani bersekolah di SD yang sama.
Kami selisih 4 tahun.
Saat aku masuk kelas 1, kakak duduk di kelas 5.
Para guru tau bahwa kami bersaudara.
Bukan karena kami mirip, tapi justru karena kami sangat berbeda.
Terutama dalam hal mata pelajaran.
Aku suka pelajaran IPA, kakak paling benci IPA.
Aku selalu mengacungkan jari untuk menjawab soal Matematika dari guru, sedangkan kakakku paling sering dimarahi guru Matematika karena tidak bisa menjawab pertanyaan.
Aku paling depan untuk adu lari pada pelajaran Olahraga, sedangkan kakakku paling akhir sampai di garis finish.
Aku sangat bersemangat kalau ada pelajaran Seni Rupa, sedangkan kakak lebih suka membiarkan buku gambarnya kosong.
Tulisanku jelek dan tidak rapi, tulisan kakak sangat rapi dan bagus.
Saat mengetahui kami kakak beradik, banyak guru yang mengernyitkan dahi.
Ada satu guru yang benar-benar memperhatikan kami berdua sebagai kakak beradik, dialah Pak Lis guru IPA.
Pak Lis adalah guru paling cerdas, interaktif, dan lucu.
Pak Lis sering menanyakan tentangku kepada kakak.
Dan sebaliknya, Pak Lis juga sering menanyakan tentang kakak kepadaku.
Suatu ketika saat istirahat, aku berpapasan dengan Pak Lis.
Pak Lis memanggil,
"Ita coba kesini...coba perhatikan ini."
Pak Lis mengambil pulpen yang ada di saku bajunya.
Lalu menempelkannya melintang horisontal  di bawah bibir bagian bawah (di atas dagu).
Lalu ditariknya bibir bawahnya hingga menitupi pulpen.
Lalu digulungnya pulpen itu, sehingga bibir bawah ikut tergulung.
Kami berdua tertawa.
Lalu beliau menjelaskan,
"Tau tidak, itu adalah kebiasaan kakakmu di dalam kelas. Menggulung bibirnya menggunakan pensil. Ada-ada saja kakakmu itu Ta."
Lalu Pak Lis berlalu sambil melempar senyum lebar.
Sesampai di rumah, aku ceritakan hal itu kepada kakak, ibu, dan ayah waktu berkumpul di ruang keluarga.
Semua tertawa, kakakku yang paling lama tertawa.
Kakakku bilang, "Iya..aku paling tidak suka pelajaran IPA..membosankan..jadi aku mengisi kebosanan dengan bermain bibir seperti itu."
Ah, konyol.
Dan keesokan harinya, pelajaran pertama adalah IPA.
Waktu itu Pak Lis memberikan soal-soal latihan untuk menghadapi ujian.
Semua murid mengerjakan dengan tekun.
Aku juga mengerjakan dengan serius.
Sesekali aku menerawang untuk mengingat-ingat apa yang telah aku baca dan pelajari untuk menjawab soal-soal itu.
Lalu aku melihat Pak Lis duduk di bangku guru di depan kelas.
Pak Lis juga sedang melihatku.
Lalu tiba-tiba Pak Lis mengambil pulpennya, dan melakukan hal konyol yang menjadi kebiasaan kakak.
Seketika hafalanku buyar, aku menahan tawa, Pak Lis juga menahan tawa.
Pak Lis memang guruku yang paling perhatian dan jenaka  ^-^

5. Bu Yuni (guru Biologi SMP)
Aku benar-benar tidak akan bisa melupakan kejadian bodoh ini.
Aku duduk di kelas 3 SMP.
Aku mempunyai kebiasaan dalam belajar.
Biasanya aku membaca dan menghafalkan terlebih dahulu materi bahan ujian.
Kemudian aku menyerahkan buku pelajaran kepada ibuku.
Aku meminta ibu memberikan pertanyaan dari materi terkait.
Kemudian aku menjawabnya dalam secarik kertas.
Semacam simulasi ujian.
Begitu juga untuk menghadapi ulangan harian Biologi waktu itu, aku belajar dengan cara tersebut.
Ujian pun dimulai.
Aku mengambil secarik kertas sebagai lembar jawab.
Ujian selesai, lembar jawab dikumpulkan.
Seminggu kemudian Bu Yuni membagikan hasil ulangan itu.
Satu per satu murid dipanggil.
Sampailah pada namaku.
Aku maju dan mengambil lembar jawabku.
Bu Yuni menahan lembar jawab itu, dan bertanya dengan lantang,
"Apa ini Ita??!!"
Kata Bu Wahyuni sambil membalik lembar jawabku.
Aku kaget!
Aku lihat ada tulisan tanganku di sana.
Itu adalah jawaban soal-soal dari ibuku saat belajar di rumah waktu itu!
Bu Yuni mengira itu adalah contekan.
Padahal aku sama sekali tidak menyontek.
Bahkan aku baru menyadari bahwa aku mengambil kertas yang salah untuk aku jadikan lembar jawaban ujianku.
Seharusnya aku mengambil kertas kosong.
Tapi justru aku mengambil kertas yang di halaman belakangnya terdapat catatan-catatan saat aku belajar.
Mati aku!
"Itu catatan waktu saya belajar di rumah Bu..."
Aku menjawab singkat.
"Catatan kok di dalam kertas ujian. Ini namanya mencontek! Pantas saja nilai-nilaimu selalu bagus. Ini nilaimu saya kurangi 30 point. Dan kamu harus mengikuti ujian perbaikan minggu depan bersama teman-temanmu yang nilainya di bawah 60!"
Sial!
Aku pun kembali duduk di bangkuku.
Aku lihat nilaiku...96 dikurangi 30, menjadi 66.
Masih di atas batas nilai untuk mengulang ujian.
Tapi aku harus ikut ujian perbaikan, dan aku memang sangat ingin mengikutinya..karena aku ingin membuktikan bahwa aku memang bisa menjawab, aku tidak mencontek!
Seminggu kemudian aku mengikuti ujian perbaikan..tentu saja sebelum ujian aku memastikan bahwa kertas lembar jawabku bersih.
Hasilnya, aku mendapatkan nilai 94.
Lebih rendah dari nilai awalku dulu..tetapi tidak mengapa.
Setidaknya aku sudah membuktikan kepada Bu Yuni bahwa aku memang tidak mencontek.
Weeek! :p
:-<

6. Bu Dyah (guru PPKn SMA)
Aku belajar kesederhanaan dari Bu Dyah.
Di saat guru-guru lain berlomba-lomba memamerkan mobil-mobil baru mereka, Bu Dyah tetap setia dengan sepedanya.
Bu Dyah setiap hari ke sekolah dengan mengayuh sepeda.
Kadang aku berpapasan di jalan saat berangkat ke sekolah.
Aku menyapa Bu Dyah, dan beliau membalas dengan lambaian tangan penuh semangat.
Di bagian belakang sepedanya terpasang kotak kayu.
Kotak kayu itu berisi barang-barang dagangan.
Ya, Bu Dyah suka menjual kue-kue di sekolah.
Banyak murid dan guru membeli dagangan Bu Dyah.
Bu Dyah tidak malu berjualan.
Lalu apakah Bu Dyah sangat miskin hingga harus mengajar sambil berjualan di sekolah?
Tidak!
Justru bisa dibilang Bu Dyah adalah guru terkaya di sekolahku saat itu.
Bu Dyah punya 2 mobil pribadi.
Waktu aku kelas 2, Bu Dyah sudah menunaikan ibadah haji.
Rumahnya ada 3.
Satu rumah yang ditempati Bu Dyah letaknya dekat dengan rumahku, satu kampung.
Sering aku melihat Bu Dyah berkeliling kampung menjual baju-baju dagangan.
Bahkan ibuku menjadi salah satu konsumen Bu Dyah :)
Dari sinilah aku belajar kesederhanaan dan kerendahan hati.

7. Pak Sur (dosen Rekayasa Proses)
Pak Sur adalah lulusan UNSW (The University of New South Wales), Australia.
Beliau dosenku saat S1.
Beliau juga dosen bimbingan skripsiku.
Sedikit mahasiswa yang berani menjadi anak bimbingan Pak Sur.
Kenapa?
Itu karena Pak Sur adalah dosen yang paling tegas dan galak.
Itulah anggapan para mahasiswa.
Image galak ini terbentuk karena beberapa bimbingan Pak Sur pernah kena marah.
Salah satunya adalah kakak angkatanku bernama Adi.
Kak Adi menceritakan kepadaku tentang pengalamannya bersama Pak Sur.
Waktu itu Kak Adi menghadap Pak Sur setelah sekian lama tidak melakukan bimbingan.
Setelah mengetuk pintu, Kak Adi dipersilakan masuk oleh Pak Sur.
Kak Adi : "Maaf permisi Pak, saya mau menyerahkan draft proposal skripsi saya Pak."
Pak Sur: "Kamu siapa?"
Kak Adi: "Saya mahasiswa bimbingan bapak.."
Pak Sur: "Saya tidak kenal kamu. Silakan keluar dari ruangan saya."
Hah???
Kak Adi menceritakan hal itu kepadaku karena waktu itu aku menjadi anak bimbingan Pak Sur.
Jadi Kak Adi menceritakan betapa kejam, galak, dan judesnya Pak Sur.
Aku takut mendengar cerita Kak Adi.
Dalam bayanganku, Pak Sur pasti benar-benar orang yang  kejam, galak, dan judes.
Tapi aku tidak berniat mengganti pembimbing.
Aku ingin mencoba terlebih dahulu menjadi anak bimbingan Pak Sur.
Pertama kali menghadap, Pak Sur memang dingin.
Setelah aku menyerahkan proposal skripsi, beliau tetap tekun mengetik di komputernya seraya berkata, "Oke, nanti saya baca."
Itu saja...dan aku langsung pamit keluar, karena Pak Sur sama sekali tidak menanyakan lebih lanjut mengenai skripsiku.
Pertemuan selanjutnya, Pak Sur lebih bersahabat.
Beliau menyuruhku menjelaskan latar belakang dan tujuan penelitianku.
Sepertinya Pak Sur tertarik dengan tema penelitian yang aku angkat.
Bahkan Pak Sur meminjamkan buku referensinya untuk aku pelajari.
Sosok Pak Sur berangsur-angsur jauh dari penilaian awalku.
Pak Sur menjelaskan hal-hal yang sulit aku pahami.
Beliau sangat cerdas.
Ada satu hal yang tidak akan aku lupa dari sosok Pak Sur.
Yaitu bahwa Pak Sur adalah pecinta sepak bola.
Tim andalannya adalah Barca, Barcelona.
Aku punya taktik tersendiri sebagai anak bimbingan Pak Sur.
Jika Barca memenangkan pertandingan, maka keesokan harinya aku akan menghadap Pak Sur untuk bimbingan.
Di saat itulah mood beliau sedang bagus.
Dan aku sangat menghindari bimbingan setelah tim Barca kalah.
Itulah alasan mengapa aku selalu menjagokan Barca :D
Hehehee...
Aku merasa sosok Pak Sur benar-benar jauh berbeda dengan apa yang sebagian besar mahasiswa ceritakan.
Banyak rumor mengatakan bahwa mahasiswa bimbingan Pak Sur akan lulus lebih lama.
Tapi nyatanya aku lulus sesuai harapanku.
Nilainya pun memuaskan..A.
Aku senang sekali.
Dan yang membuatku lebih senang lagi, setelah lulus aku diberikan rekomendasi oleh Pak Sur untuk menjadi pengajar di kampusku.
Aku ingat kata-kata beliau waktu itu..
Pak Sur: " Kamu mau tidak jadi guru?"
Aku: "Guru Pak? Guru apa?"
Pak Sur: "Ya guru...seperti saya ini.."
Aku: *bengong*
Dan setelah menjadi pengajar, aku lebih mengenal sosok Pak Sur dan dosen-dosen yang lain.
Ternyata kehidupan dan karakter para dosen benar-benar jauh berbeda dengan apa yang mahasiswa lihat sehari-hari.
Terutama Pak Sur.
Beliau tegas, bukan galak.
Beliau perhatian, bukan kejam.
Beliau berfikir, bukan judes.
Aku ingat satu hal lagi tentang Pak Sur.
Waktu itu ada kunjungan dosen ke Jawa Barat.
Semua dosen berangkat ke Bandung bersama-sama untuk mengunjungi industri-industri di Jawa Barat.
Saat turun di stasiun Bandung, aku membawa koper dan tas berisi baju dan dokumen-dokumen.
Tiba-tiba Pak Sur menyapaku dari belakang,
"Berat ya Dik? Sini saya bawakan saja.."
Beliau sangat perhatian.
Pak Sur tidak memandang senioritas.
Aku semakin mengagumi sosok Pak Sur yang sangat kebapakan ini ^-^



Itulah beberapa guruku yang tak akan pernah aku lupa karena memang benar-benar membekas di hati :D
Terima kasih guru-guruku.
Keinginanku saat ini adalah ingin bertemu mereka.
Sepertinya aku akan mengunjungi sekolahan SD, SMP, dan SMA ku untuk bertemu mereka.
Semoga masih bisa dipertemukan :)

Kamis, 12 Juli 2012

Tipe Penumpang Kereta

Hasil memotret dari sambungan gerbong kereta (plus editing Photoshop)

Kereta api adalah alat transportasi darat yang paling aku suka untuk menempuh perjalanan jauh.
Kenapa aku suka kereta?
Bebas macet. Kalau naik bus, travel, atau mobil pribadi suka macet waktu melintasi jalur-jalur rawan macet.
Tepat waktu. Kalaupun terlambat tidak akan lama.
Tidak bikin pusing. Karena kecepatannya relatif stabil, tidak maen rem mendadak. Kalau naik mobil atau bus, kadang bikin pusing dan mual.
Nyaris tidak ada goncangan. Jalannya (rel) mulus.
Bisa jalan-jalan di dalam kereta, jadi tidak bosan. Kalau perjalanan  kereta Bandung-Jogja aku sering meninggalkan tempat duduk dan beralih ke sambungan gerbong untuk memotret.
Bisa charge laptop dan handphone karena ada stop contact di dalam kereta (khusus kelas eksekutif).
Bisa pesan makanan dalam perjalanan, tanpa harus berhenti.
Bisa melihat-lihat penumpang lain dengan segala tingkah polah mereka.
Nah, point terakhir ini yang seru.
Setiap bepergian, aku memang suka mengamati orang-orang di sekelilingku.
Aku suka melihat beragam karakter orang di sekitarku.
Berikut beberapa tipe penumpang kereta berdasarkan hasil pengamatanku :D

1. Ibu-ibu yang banyak bicara
Biasanya tipe ini suka mengajak bicara penumpang sebelah dia.
Dan biasanya ibu-ibu.
Dan pembicaraan yang umum diobrolkan yaitu tentang anaknya.
Sang ibu menceritakan tentang anaknya dengan kesuksesan-kesuksesan yang telah dicapai sang anak.
Menggambarkan bahwa ibu ini sangat bangga dengan anaknya.
Pembicaraan ini akan berlangsung cukup lama, jadi kalau bertemu tipe ini maka siapkan telinga dan kesabaran anda  :D

2. Lelaki yang banyak bertanya
Tentu saja partner bicara lelaki ini adalah wanita.
Awalnya sang lelaki bertanya, berhenti di mana mbak?
Lalu pertanyaan selanjutnya, oowh mudik ya? Di sini kuliah atau kerja?
Lalu disambung dengan pertanyaan lebih jauh tentang kuliah atau pekerjaan sang wanita.
Ujung-ujungnya nanya, sudah menikah? Sudah ada pacar? Wah nanti di stasiun dijemput pacarnya dong?
Biasanya kalau bertemu lelaki seperti ini, aku lebih memilih untuk pura-pura tidur atau membaca :D

3. Pasangan muda-mudi dimabuk cinta
Nah ini nih yang lucu.
Beberapa kali aku memperhatikan pasangan yang berada di dalam kereta.
Dan beberapa kali juga aku temui kasus yang sama.
Bermesraan di dalam kereta!
Awalnya sang cewek bersandar di bahu cowoknya.
Karena dingin kena AC, mereka ambil selimut.
Satu selimut untuk berdua.
Nah selanjutnya aku tidak tau apa yang terjadi di balik selimut :D
Yang pasti mereka tidurnya seperti tidak nyaman.
Sebentar-sebentar bergerak, pindah posisi.
Kurang kerjaan banget ya aku merhatiin yang beginian -______-"

4. Bapak-bapak ganjen
Bapak ini tidak pernah bisa duduk tenang.
Dia selalu tengok kanan tengok kiri.
Kalau di dekatnya ada sosok cewek yang berpenampilan "seksi", mata sang bapak akan tertuju ke sana.
Sesekali mencuri-curi pandang ke cewek itu dengan tatapan khas buaya lepas dari Taman Safari.
Aku suka risih aja lihat gelagat bapak-bapak macam ini.
Rasanya pengen culek matanya.
Tapi ya salah ceweknya juga yang berpenampilan seksi.

5. Bule
Bule selalu di tempatkan di tempat duduk bagian depan, atau bagian belakang, bukan di tengah-tengah.
Paling tidak itu yang sering aku jumpai di dalam kereta.
Dan mereka jarang duduk bersama penumpang pribumi.
Entah ini merupakan bagian dari kebijakan PT. KAI atau permintaan dari sang bule, aku belum mencari tau.
Biasanya sang bule membawa tas ransel besar, kebanyakan dari mereka memang backpacker.
Membawa kamera SLR dan buku bacaan untuk dibaca di perjalanan.
Penampilan mereka casual, santai.

6. Pendiam tapi membuat gaduh
Tipe yang satu ini tidak banyak bicara.
Dia hanya diam.
Karena dia tidur sepanjang perjalanan.
Tapi suara mendengkurnya terdengar sampai seantero gerbong.
Biasanya tipe ini adalah lelaki gendut paruh baya.
Tipe ini juga susah dibangunkan dan memang tidak mau dibangunkan.
Biasanya tiket keretanya dia taruh di depannya, supaya kondektur mudah mengambilnya tanpa membangunkannya.

Source: ita's personal doc.