CLICK HERE FOR FREE BLOG LAYOUTS, LINK BUTTONS AND MORE! »

Rabu, 25 Juli 2012

Dunia Lain

Aku mempunyai beberapa pengalaman berinteraksi dengan alam gaib (melihat, merasakan, mendengar).
Pengalaman pertama adalah pada saat aku kuliah S1 di UGM.
Waktu itu pukul setengah 6 sore menjelang maghrib, aku bersama 3 orang teman masih berada di kampus untuk mempersiapkan keberangkatan Kerja Praktek ke Semarang esok hari.
Mereka adalah Octa, Irfan, dan Gan-Gan.
Kami berempat berdiskusi di salah satu lab di lantai 5.
Di tengah-tengah diskusi, aku pamit turun sebentar untuk menemui teman di tempat parkir untuk menyerahkan buku.
Aku turun menggunakan lift.
Sekitar 10 menit kemudian aku kembali naik ke lantai 5 menggunakan lift untuk melanjutkan diskusi.
Waktu itu kampus sudah sepi.
Saat sampai di lantai 5, suasana remang-remang, hanya sedikit lampu yang menyala.
Aku berjalan menyusuri koridor menuju lab tempat kami berdiskusi tadi.
Tapi ternyata aku dapati lab telah kosong dan terkunci.
Aku baca SMS di hp, ternyata teman-temanku sudah pulang duluan.
Aku pun kembali menuju lift untuk turun.
Aku penakut, tapi entah mengapa saat itu aku tidak merasakan takut sama sekali.
Aku menekan tombol "down" di lift.
Tombol panah naik menyala.
Tak lama kemudian pintu lift terbuka.
Aku masuk ke dalam lift, lalu menekan tombol lantai 1.
Pintu lift pun mulai menutup.
Namun sebelum pintu lift tertutup sempurna, tiba-tiba pintu lift terbuka.
Tapi tidak ada siapa-siapa di luar pintu lift.
Aku kembali menekan tombol untuk menutup pintu lift.
Tapi sebelum tertutup, pintu kembali terbuka.
Aku berulang-ulang menekan tombolnya, tapi pintu lift tetap tidak mau tertutup.
Selalu kembali terbuka.
Ah pasti lift-nya rusak ni, pikirku dalam hati.
Aku pun keluar dari lift.
Aku lihat sekeliling...sepi...mulai gelap.
Aku pun masuk lagi ke dalam lift lagi.
Sebelum masuk ke dalam lift, aku terkejut melihat tombol "down" menyala.
Ada 2 kemungkinan..kemungkinan pertama, lift rusak..kemungkinan kedua, ada yang menekan tombolnya.
Tapi tidak ada orang lain di sana, jadi aku pikir pasti lift-nya yang rusak.
Tanpa pikir panjang, aku kembali masuk ke dalam lift.
Tapi saat aku baru sampai di depan pintu lift, tiba-tiba lift bergerak-gerak.
Bergoncang pelan, seperti ada yang menaiki lift.
Sontak aku kaget dan mundur beberapa langkah ke belakang.
Anehnya, aku tidak merasa takut.
Aku kembali mendekati lift.
Saat mau memasuki lift, tiba-tiba lift bergoncang lagi.
Kali ini disertai suara lirih dari dalam lift.
Seperti suara wanita merintih.
Seketika itu juga aku lari menuju tangga darurat.
Aku berlari menuruni tangga dari lantai 5 ke lantai 1.
Kampus sepi sekali.
Barulah saat sampai di lantai 1, aku bertemu petugas satpam kampus.
Satpam: "Ada apa mbak kok lari-lari?"
Aku: "Itu pak..di lantai 5 pak..", aku menjawab sambil menunjuk ke arah lantai atas.
Satpam: "Oooh..itu biasa mbak..mbaknya lihat?"
Aku " Engga pak..cuma denger suara aja..sama lift-nya goyang sendiri."
Satpam: "Oh gak papa...biasanya malah suka menampakkan diri mbak."
Aku: "..................."

Pengalaman selanjutnya terjadi pada saat aku menjalani KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Madura.

Aku mengikuti program KKN reguler dengan tema Pemberantasan Buta Aksara.
Di Madura aku mengajar orang-orang untuk baca tulis.
Sebagian besar muridnya adalah bapak-bapak dan ibu-ibu yang belum pernah mengenyam bangku sekolah.
Sebagian besar dari mereka adalah petani tembakau.
Oleh karena itu, aku mengajar pada malam hari karena pagi hingga sore harinya mereka di kebun.
Aku ditempatkan di Desa Tagangser Laok - Pamekasan, bersama 5 teman dari Jurusan yang berbeda-beda.
Tya (Psikologi), Winda (Kehutanan), Adit (Ekonomi), Fuad (Peternakan), Gde (Sastra Inggris).
Kami mengajar berpasangan.
Pasanganku adalah Gde.
Gde berasal dari Bali.
Aku dan Gde mengajar di salah satu dusun di tengah perkebunan tembakau.
Kami berangkat mengajar pukul 7 malam dengan mengendarai sepeda motor milik Pak Dayat (pemilik rumah yang kami tinggali selama di Madura).
Sepeda motornya jenis pitung warna merah.
Seru memang..tapi cukup menegangkan.
Kami harus melewati perkebunan gelap dan sepi.
Suatu hari, aku berangkat mengajar bersama Gde.
Seperti biasa sesuai permintaanku, aku yang mengendarai sepeda motor, Gde yang membonceng di belakang.
Aku tidak mau duduk di belakang karena takut.
Aku lebih memilih di depan.
Gde kubonceng di belakang dan aku minta untuk bercerita, cerita apa saja, supaya tidak sepi.
Kadang kami berdua bernyanyi memecah kesunyian.
Malam itu, saat Gde sedang kubonceng dan asyik bercerita, tiba-tiba aku menghentikan cerita Gde.
"Apa itu De!", aku berteriak sambil menunjuk ke arah depan.
Aku memperlambat laju kendaraan.
Kami lihat sinar berwarna merah menyala melintas pelan menyeberangi jalan di jarak 10 meter dari kami.
Lalu sinar itu hilang dalam semak-semak di pinggir jalan.
Kami berdua hanya bisa terbengong-bengong dan berpura-pura tenang.
Padahal kami berdua sama-sama takut.
Sesampainya di tempat mengajar, kami menceritakan apa yang baru saja kami lihat di jalan.
Pak klebun (kepala desa) berkata bahwa itu adalah penampakan jin.
Pak klebun: "Itu jarang terjadi. Jarang ada yang melihat. Harusnya tadi kalian berhenti dan buka saja semak-semak itu. Biasanya akan ada benda sakti di sana. Bisa dijadikan jimat."
Aku dan Gde: *saling memandang* (wew - dalam hati).


Masih pengalaman di Madura.

Waktu itu aku dan teman-teman KKN berjalan-jalan ke Sumenep.
Kami bermain di pantai dan mengunjungi museum kerajaan Sumenep.
Di museum kami berfoto-foto.
Waktu itu aku berfoto di depan kereta kencana Ratu Sumenep.
Temanku Ina yang memotretku menggunakan kamera digital.
Ternyata hasil potretannya goyang.
Jadi Ina mencoba memotret ulang.
Beberapa kali Ina memotret, tapi tetap saja hasilnya goyang.
Ya sudahlah...
Setelah lelah berjalan-jalan, kami pun pulang ke kosan di Pamekasan.
Ina duduk di sebelahku.
Ina adalah teman KKN yang tidak tinggal serumah denganku, kami beda dusun.
Kata teman-teman, Ina mempunyai indra keenam sehingga dia bisa melihat makhluk gaib.
Saat duduk di mobil, Ina memandang ke arahku terus, sambil tersenyum.
Aku membalas senyum..tapi aku merasa heran..kenapa Ina senyum-senyum gitu?
Kamipun sampai di kosan masing-masing sesuai sub unit.
Sesampai di kosanku, aku menerima sms dari Ina..begini bunyinya :
"Ita banyak-banyak baca surat An Nas, Al Falaq, dan Al Ikhlas ya..diulang-ulang..nanti kalau Ita ngerasa gak enak badan, minum air kelapa ijo, trus buat istirahat dulu."
Aku tidak tau maksud sms dari Ina itu.
Tapi firasatku sudah tidak enak.
Benar saja...malam harinya badanku panas, demam.
Aku pun ingat pesan Ina.
Aku banyak berdoa.
Bapak kos mencarikan air kelapa ijo.
Semalaman aku tiduran, tapi tidak bisa tenang.
Keesokan paginya aku sudah baikan.
Teman-teman dari sub unit lain datang menjengukku.
Pada saat itulah Ina menceritakan apa yang telah terjadi padaku.
Kata Ina, ada makhluk gaib berwujud putri yang mengikutiku.
Katanya putri itu tertarik dengan auraku.
Wew!

Aku tidak tau apakah ini semacam kebetulan atau apa.

Tetapi setiap melewati tempat yang "mencurigakan", aku selalu bisa mencium aroma kentang rebus.
Mungkin memang ada yang sedang merebus kentang?
Awalnya aku berpikir begitu.
Tapi agak janggal kalau ada orang merebus kentang di kebun kosong, di pinggir jalan gelap, di tempat lembab di ujung ruangan, atau di bawah pohon yang sepi tidak ada orang.
Itulah tempat-tempat "mencurigakan" yang selalu tercium aroma kentang rebus.
Pernah suatu saat aku sendirian mengendarai sepeda motor di jalan Solo.
Waktu itu sudah petang.
Aku melewati jalanan yang sepi, tidak ada pengendara lain.
Lalu tiba-tiba aku mencium aroma kentang ketika melintasi pohon besar di pinggir jalan.
Motorku tetap melaju.
Namun tiba-tiba motorku terasa berat.
Mendadak setirnya bergerak ke kanan dan ke kiri tak terkendali.
Padahal jalanan mulus dan tidak berlubang.
Di belakangku serasa ada seseorang yang membonceng.
Seperti memboncengkan budhe-ku yang mempunyai berat badan hampir 90 kg :-s
Tapi saat menoleh ke belakang, tidak ada siapa-siapa.
Setir motorku masih bergoncang.
Aku berdoa...takbir, istighfar, ayat kursi, syahadat..semua aku baca.
Seketika setir motorku berhenti bergoncang.
Aku melewati jalan yang lebih terang.
Mulai ada mobil melintas dari arah berlawanan.
Aku menghela nafas panjang.
Apa itu tadi?
Entahlah..
:)

2 komentar:

Kaka mengatakan...

kLo aku pernah liat tuyul :s sm denger setan maen lapy ngetik2 ..smua kejadian d t4 mbah ku :s d ngawi

Anonim mengatakan...

jiaaaaaaahh.... x_X

Posting Komentar